
Pada saat aku menjadi seorang Muslim, saya percaya bahwa Yesus hanya seorang Nabi. Kemudian aku mengalami kecelakaan mobil ketika aku berusia 25 tahun. Pada saat kecelakaan tersebut saya tidak sadarkan diri dan hal ini seperti mimpi bagi diriku. Didalam mimpi itu saya melihat sesuatu yang berwarna hitam dan saya juga melihat hal lain seperti cahaya, berwarna putih terang. Saya tidak tahu berapa lama hal ini berlangsung, tetapi saya bisa melihat diri saya pada saat roh saya keluar dari tubuh saya. Maksudku aku melihat diriku didalam mobil. Saya melihat diri saya mengalami kecelakaan, akan tetapi aku melihat diriku pada saat aku berada diluar diriku.
Saya saat itu melihat sesuatu yang gelap yang mendatangi diri saya, kegelapan itu membuat diriku menjadi tertekan, saya menjadi takut. Kemudian saya melihat satu cahaya terang yang mendatangi diriku, ketika cahaya terang Tuhan mendatangiku saya merasa nyaman, saya merasa selamat.
Saya merasa hanya ingin bersama sinar terang itu. Saat itu saya hanya ingin semua ini berakhir dan bersama dengan sinar terang tersebut. Saya masih melihat diri saya dan saya melihat saudara laki-laki saya berada di sebelahku. Saudaraku tersebut terlihat menangis dan memanggil namaku. Pada saat sinar terang itu datang maka aku bisa mendengarkan suara saudara laki-lakiku. Pada saat itu juga aku berada didalam tubuhku kembali, mata saya terbuka dan saudara saya berkata, “kita kerumah sakit dan semuanya akan baik-baik saja.”
Dari sinar terang itu saya mendengarkan suatu suara, saya tidak tahu suara siapa itu. Pada saat itu saya tidak tahu bahwa suara itu adalah suara Yesus. Saya tidak tahu bahwa Yesus telah mengembalikan nyawaku kembali ke tubuhku. Kemudian saya banyak membaca Alkitab dan film mengenai Yesus.
Selama 27 tahun saya telah berusaha memanggil Alloh dan merasa bahwa Dia tidak pernah berbicara kepadaku, mendengarku dan tidak ada komunikasi dengan Dia. Akan tetapi pada saat aku berbicara kepada Yesus, jawaban akan muncul.
Setelah itu saya mendapatkan banyak mimpi. Dan Tuhan Yesus menunjukkan diriNya didalam mimpi-mimpiku. Jadi saya lebih banyak lagi mengetahui. Didalam mimpi-mimpiku Dia menunjukkan apa yang terjadi pada Yesus pada saat Yesus berada di dunia. Didalam penglihatan itu Tuhan Yesus menunjukkan kepadaku penglihatan mengenai penyaliban, kebangkitan dan Allah Bapa. Saya melihat hal-hal yang terjadi didalam Alkitab didalam banyak penglihatan. Didalam penglihatan itu Dia seperti seorang guru bagiku, Dia mengajarkanku. Apabila ada didalam penglihatan itu yang tidak saya ketahui, maka Tuhan Yesus akan menjelaskan kepadaku. Aku menjadi seorang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kemudian saya mengajarkan kepada saudara/i ku dan orangtuaku.
Sudah menjadi kebiasaanku sebelumnya, bahwa aku suka minum alkohol, bahkan saya menggunakan mariyuana. Setelah Tuhan Yesus menyelamatkan diriku, bahkan tubuhku tidak mau lagi hal-hal itu lagi. Tubuhku tidak mau lagi menerima Alkohol, mariyuana dan hal-hal jelek lainnya lagi. Saya hanya merasakan kebebasan dan kenyamanan. Kemudian saudara-saudaraku dan semua keluargaku dapat melihat perbedaan yang terjadi didalam hidupku. Saya tidaklah seorang yang dahulu lagi. Bahkan mereka bertanya-tanya. Mereka bertanya satu sama lain, “Begitu banyak hal yang berubah didalam diri Yassou ini. Kenapa dia bisa seperti ini ?”
Kemudian saya mengajak saudaraku ke gereja dan berdoa baginya. Dan seperti diriku akhirnya dia percaya. Dia percaya bahwa hanya satu Tuhan yang bisa menyelamatkan nyawanya, yaitu Tuhan Yesus. Kemudian secara bertahap keluarga kami melihat kami berdua, saya dan saudara laki-laki saya. Perlahan-lahan mereka juga percaya seperti kami juga dan pergi ke gereja. Dan kami kesini 7 orang jumlahnya dan semuanya dibabtis. Saya begitu terpesona dan sangat senang. Saya begitu berterima kasih kepada Tuhan Yesus.
Tetap semangat menjalani hidup ini. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.

Jika anakku meninggal, saya akan menangis. Saya pikir saya tidak akan. Seseorang yang mempunyai gejala sosiopat [sociopath] tidak mempunyai empati kemanusiaan terhadap orang lain. Ketika mereka melihat penderitaan orang lain, mereka tidak merasa rasa belas kasihan terhadap mereka … Dan saya memutuskan untuk membunuh ayahku. Dan saya memutuskan dengan cara yang brutal bukan dengan tembakan senjata, saya akan melakukan dengan palu.
Saat itu saya masih di SMA dalam kelas Biologi ketika teori evolusi begitu didengung-dengung-kan bagi kita semuanya. Perkembangan spesies, sifat-sifat baru karakteristik, yang semuanya itu sanggup mengambil alih pola pikir. Kemudian saya simpulkan mungkin saya mencapai tingkat tertinggi didalam umat manusia ketika aku ditahan oleh emosi yang dimiliki kebanyakan manusia. Saya menyadari semua peraturan-peraturan kecil yang kata orang harus kamu ikuti begitu mencuci otakku, seperti masuk secara paksa ke berbagai tempat, masuk secara paksa ke sekolah, mencuri. Saya merasa merobek lapisan-lapisan peraturan yang menghadang diriku seumur hidup, dan hal itu merupakan perasaan yang luar biasa.
Dan apabila aku ingin bebas dari segala hal yang mencuci [mempengaruhi] otakku mengenai benar dan keliru … dan saya memutuskan untuk membunuh ayahku. Dan saya memutuskan dengan cara yang brutal bukan dengan tembakan senjata, saya akan melakukan dengan palu. Ketika aku berjalan ke arah ayahku dengan palu ditanganku dan saya memukulnya di kepala beberapa kali dan saya pikir dia sudah mati, kemudian saya pergi.
Salah seorang teman-nya bernama Jim menemukan dirinya bersimbah darah, kemudian membawanya ke rumah sakit dan kemudian aku menjumpai ibuku dan berkata, “Saya melakukan ini karena pada saat itu aku diberitahu untuk melakukannya saat itu.” Ibuku tidak membawaku ke kantor polisi, akan tetapi dia membawaku ke rumah sakit jiwa. Mereka membuat laporan berdasarkan waktu pada saat aku disana, data-data pribadi dan lain sebagainya. Akhirnya pemerintah Virgina memindahkan aku dari rumah sakit jiwa dan membawaku ke penjara. Dikarenakan ayahku masih bertahan hidup, saya dinyatakan salah karena melakukan ‘malicious wounding’ — dendam yang melukai. Saya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.
Ada seorang Kristen yang bernama Randy. Dan dia sedikit berbeda dengan orang lain. Suatu hari dia membaca Alkitabnya. Kemudian aku berjalan kearahnya dan berkata, “Hei, kamu tahu kamu membaca Alkitab-mu. Kamu membaca Alkitab dikarenakan kamu lahir di Amerika Serikat. Kalau kamu lahir di China, kamu akan menjadi seorang pengikut Budha. Kalau kamu lahir di India maka kamu menjadi seorang Hindu. Jika kamu lahir di Arab Saudi maka kamu akan menjadi Muslim. Orang seperti kamu percaya kepada apa yang orang lain katakan kepadamu untuk dipercaya.” Dia mulai berdebat dengan diriku. Dan dia mulai menghabisi diriku dalam perdebatan itu. Randy berbeda dengan orang-orang Kristen lain yang aku pernah berdebat sebelumnya dimasa lalu. Saya melakukan seri perdebatan dengan Randy dengan pandangan hidupku yang berakhir beberapa bulan. Randy memenangkan argumentasi dimana kita terlibat didalamnya.
Tidak harus kalah dan begini jadinya, saya harus banyak belajar Alkitab agar dapat merespon dirinya. Karena itulah kelemahanku. Saya harus jujur katakan saat itu terkesan dengan Yesus. Saya berpikir saat itu bahwa sebelumnya saya pikir saya adalah orang terbaik didunia menjadi orang yang terjelek didunia. Suatu pertanyaan muncul kenapa saya merasakan kebuntuan seperti ini atau ada suatu pribadi yang mampu menghadapi hal ini. Siapakah yang mampu mengubah [pengubahan yang radikal] orang yang sangat berantakan, Yesus atau tidak ada yang lainnya. Yesus atau tidak ada harapan.
Saat itu saya berlutut dan berdoa dan saya katakan, “Tuhan, saya tidak tahu apakah aku akan percaya Engkau besok akan tetapi aku percaya padamu saat ini. Jika Engkau dapat melakukan sesuatu terhadapku, Engkau dipersilahkan untuk melakukannya.” Kemudian aku berdoa, di penjara. Ketika kemudian aku tersadar bahwa dunia terlihat begitu berbeda. Sepertinya aku berada di dunia lain. Segalanya mempunyai warna yang berbeda. Saya tahu ada sesuatu yang terjadi. Akan tetapi saat itu aku tidak mau mendengarkan dari siapapun, dan ada suatu ketenangan yang luar biasa. Saya merasa secara fisik dapat beristirahat dari beban hidup.
Saat dipenjara ada saat dimana aku susah melakukan suatu pengakuan. Akan tetapi aku sekarang seorang Kristen dan aku bisa mengatakan banyak hal mengenai masa lalu. Ayahku saat itu mengunjungi aku di penjara pada kunjungan pertama dan dia mengatakan, “It’s Ok.” Ayahku memaafkan aku. Dia mengatakan, “Aku tidak menyangka kamu benar-benar melakukan hal itu.” Dan saat dia mengatakan banyak hal dan memaafkan aku, hal itu merupakan sesuatu yang menakjubkan.
Saya dipenjara kurang lebih 4,5 tahun. Saya keluar dari penjara tahun 2000. Kemudian aku ke perguruan tinggi. Saya mulai berdebat dengan seorang gadis muda yang merupakan seorang Agnostik. Kemudian dia menjadi seorang Kristen. Kemudian kami menikah tahun berikutnya. Kami mempunyai anak dan melihat mereka bertumbuh. Melihat apa yang sudah aku lakukan sepertinya tidak mungkin mendapatkan kehidupan normal seperti ini.
Saya ingin semua orang tahu bahwa ada Pencipta dunia ini. Tuhan Yesus bangkit dari kematian, dan itu menunjukkan banyak hal, ada Pencipta dan Dia begitu perhatian kepada kita. Dan Dia ada di dunia ini untuk mati bagi kita semua. Dan itu adalah pesan penting yang bisa mengubah segala sesuatu.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. – 2 Korintus 5:17
Salam Kasih dan Persahabatan. Tetap semangat menjalani hidup ini. Tetap mengasihi sesama manusia apapun keyakinannya. Tuhan Yesus memberkati. Amen.

Siapa tidak menyangka kota Cairo Mesir menerima mujizat Tuhan yang terbesar dimana Pegunungan Mokattam bagian Timur Cairo berpindah sejauh 3 (tiga) kilo meter kesebelah barat, berikut simak ceritanya :
PEGUNUNGAN MOKATTAM
Pada abad 10M, Mesir berada di bawah kekuasaan Kekhalifahan dari sekte Fatimiyah yang menyebarkan agama baru, Islam, di Mesir dimana penduduknya waktu itu beragama Kristen Koptik dengan pusat keagamaan (Patriarchate) berada di Alexandria dan dipimpin oleh Patriarch (sejajar dengan posisi Paus di Vatican, Roma) bernama Abraam.
Khalifah Fatimiyah pertama yang memimpin bernama Al-Muizz. Khalifah ini sedang memperbesar kekuasannya dengan mambangun sebuah kota baru di tanah Mesir dan Khalifah ini juga senang mengundang agama-agama lain yang ada di Mesir untuk berdebat, dan Khalifah orang yang sangat fair dan sangat menghargai ajaran agama-agama lain seperti Kristen dan Yahudi.
Ada orang yang tidak senang dengan kedatangan Khalifah yaitu Ibnu Killis. Sebelum Mesir jatuh ke tangan Khalifah, jabatan Ibnu Killis saat itu adalah sebagai Gubernur. Namun dengan datangnya Khalifah menguasai Mesir, maka Ibnu Killis pun mencoba untuk menyelamatkan diri dan jabatannya, dengan cara ikut membantu melancarkan dan menyukseskan proses penguasaan Mesir ke tangan Khalifah. Bahkan untuk merebut hati sang Khalifah, dia tidak segan-segan merubah kepercayaannya dari seorang pengikut Kristus (Kristen Koptik) menjadi seorang Muslim (Islam).
Ibnu Killis memberi tahu kepada Khalifah bahwa ada ayat di kitab orang Kristen di Perjanjian Baru InjilMatius 17:20 yang berbunyi : ‘Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu’.
Sang Khalifah memanggil Patriarch Abraam bi zara untuk meminta konfirmasi atas ayat tersebut. Patriarch datang dan membenarkan adanya ayat tersebut seperti yang tertulis dalam injil Matius 17:20 pada Alkitab Perjanjian Baru. Lalu sang Khalifah meminta kepada Patriarch untuk membuktikan kebenaran ajaran iman Kristen seperti apa yang tertulis dalam ayat tersebut. Apabila tidak berhasil membuktikannya sesuai dengan apa yang tertulis pada ayat tersebut, maka seluruh umat Kristiani di Mesir akan mendapatkan 3 macam ultimatum yaitu: pertama, seluruh umat Kristiani di Mesir harus meninggalkan ajaran Iman Kristennya dan berpindah agama sebagai pemeluk agama Islam; kedua, apabila tetap mempertahankan keimanan Kristennya, maka umat Kristen harus berpindah keluar dari tanah Mesir ke daerah/ negara lainnya; ketiga, apabila (1) dan (2) tidak dipenuhi, maka umat Kristen akan langsung berhadapan dengan pedang! Ini sama artinya dengan kematian bagi orang-orang Kristen Koptik!
Sang Patriarch langsung berdoa dan meminta kepada TUHAN untuk membimbingnya dalam menghadapi masalah tersebut. Setelah selesai berdoa, sang Patriarch kemudian meminta waktu tiga hari untuk menjawab sekaligus membuktikan kepada sang Khalifah atas kebenaran ajaran Iman Kristen.
Sang Patriarch lalu bergegas meninggalkan sang Khalifah dan pergi ke Gereja Al-Mu’allaqah/ Gereja Gantung (Hanging Curch) di Babylon (sekitar daerah kota Kairo lama). Gereja ini dipercaya sebagai tempat tinggal Keluarga Kudus selama pelarian mereka ke tanah Mesir dari kejaran Herodes (Matius 2:13-14, 19).
Patriarch kemudian mengumpulkan para Bishop, pembantu Bishop, dan para biarawan, serta menyerukan kepada seluruh umat kristiani di Mesir untuk mulai saat itu juga berdoa dan berpuasa selama 3 hari ke depan. “Kita harus berdoa dan berpuasa selama tiga hari ini agar supaya Tuhan memberikan ampunan dalam kemegahanNya dan memberikan petunjukNya untuk menghadapi masalah ini”.
Tepat saat fajar mulai menampakkan sinarnya di ufuk Timur pada hari ketiga, yaitu hari yang dijanjikan Patriarch untuk menjawab permintaan sang Khalifah, Patriach Abraam bi zara mendapatkan mimpi berjumpa dengan Bunda Maria yang menyarankan untuk menemui seseorang di dekat jembatan besi. Patriarch bergegas menjumpai orang tersebut yang ternyata adalah seorang yang cacat mata (hanya tinggal satu mata saja yang masih bisa digunakan) bernama sant.Simon, profesi beliau adalah penjemur kulit binatang di perusahaan penyamakan kulit.
sant.Simonn terkejut atas mimpi Patriarch Abraam bi zara yang justru menyatakan bahwa dari dirinyalah “jawaban atas persoalan hidup matinya orang-orang Kristen Koptik Mesir ditentukan”. Padahal dia sendiri berpendapat bahwa dirinya adalah orang yang tidak layak dihadapan Tuhan karena banyaknya dosa yang telah dia lakukan dalam seluruh kehidupannya. Namun sang Patriarch tetap bersikukuh atas pesan yang dia dapatkan tersebut, sehingga akhirnya sant.Simon luruh hatinya. Kejadian yang aneh tiba-2 terjadi pada diri sant.Simon yang seolah-olah mendapatkan jawaban dari sorga tentang persoalan tersebut. Sant.Simon kemudian meminta syarat kepada sang Patriarch agar apa yang sudah terjadi saat itu, tidak boleh diketahui oleh siapapun selama masa hidupnya. Sang Patriarch menyetujui syarat yang diminta sant.Simon.
Patriarch lalu memberitahu sang Khalifah bahwa dia telah siap menjawab permintaan sang Khalifah dan mengundang Khalifah untuk pergi ke sisi timur dari gunung Muqattam. Patriarch membawa serta seluruh bawahannya serta seluruh jemaat (termasuk sant.Simon sang penjemur kulit) berjalan ke arah gunung tersebut, sementara sang Khalifah berangkat bersama beberapa pembantu terdekatnya termasuk Ibnu Killis, Moses rekannya orang Yahudi, serta Ibnu Mina dan seluruh prajuritnya bergerak ke arah sisi lain gunung menempati posisi yang saling berhadapan dengan rombongan sang Patriarch.
Setelah semua kelompok sudah berada pada posisi masing-masing, sang Patriarch memulai upacara keagamaan diawali dengan sakramen kudus, lalu berkumandanglah “KYRIE ELEISON… KYRIE ELEISON…!” ( TUHAN kasihanilah kami… TUHAN kasihanilah kami…!) berkali-kali yang diserukan dengan keyakinan iman yang penuh dan teguh! Begitu kuatnya keyakinan para pengikut Kristus sehingga sanggup menghadirkan suasana yang begitu kudus.
Setelah 400 kali ‘Kyrie Eleison’ dikumandangkan ( 100 kali menghadap timur, 100 kali mengadap barat, 100 kali menghadap utara dan 100 kali menghadap selatan ), suasana hening kembali untuk beberapa saat, lalu seluruh umat Kristus melakukan sujud sejenak kemudian bangkit berdiri dan sang Patriarch memberikan tanda salib ke arah gunung. Pada saat itulah keajaiban terjadi! Gunung tiba-tiba bergerak terangkat dari permukaan tanah sehingga sinar matahari bisa terlihat dari celah-celah antara dasar gunung yang terangkat tersebut dengan permukaan tanah! Kemudian mereka berdoa terus..... dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo.
Sang Khalifah dan para pengikutnya menjadi terbelalak, takjub, dan sangat ketakutan menyaksikan keajaiban yang sedang berlangsung tersebut. Sang Khalifah langsung berteriak sekuat tenaga mengucapkan ‘Allah Maha Besar; Puji syukur atas namaNya’ dan langsung pergi menuju tempat Patriarch dan umat Kristus, meminta Patriarch untuk menghentikan apa yang sedang Patriarch dan umat Kristus lakukan, karena kuatir terhadap kota yang sedang dibangun akan hancur total akibat goncangan gempa yang ditimbulkannya.
Setelah semuanya kembali tenang, sang Khalifah kemudian mengaku ke Patriarch Abraam: “Anda sudah membuktikan kebenaran Iman Kristen Anda!”. Setelah itu, Khalifah dihinggapi dengan rasa takut dan memeluk hangat Patriarch Abraam dan ini adalah awal baru bagi persahabatan yang baik di antara mereka.
Setelah Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia dibaptis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus. Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.
Cerita ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan menceritakan mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani Tuhan.
Kalifa yang menjadi Stefanus dikuburkan di antara jalan Cairo dan Alexandria yang lokasinya disebut Aldi Allmakrun tetapi ada juga yang mengatakan bahwa tulang belulangnya dipindahkan ke Gereja Gantung / Al-Mu'allaqah (Hanging Curch) di Babylon (sekitar daerah kota Kairo lama) tetapi tidak ada dokumen yang menceritakan dengan jelas.
Menakjubkan bukan ? Ada sebuah gunung yang bernama gunung Mokattam di Mesir yang bisa berpindah posisinya sejauh 3 km . Sebab tidak ada yang mustahil bagi orang percaya ! Amin.
atau versi cerita lainnya seperti ini :
Sekiranyanya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung (Matius 17 : 20).
Ayat tersebut seringkali diartikan dalam arti kiasan, tetapi hal ini pernah terjadi secara nyata di Kairo Mesir.
Jika kita menghadapi masalah, pasti Tuhan akan memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Seorang Khalifa Mesir pada Abad 10M atau tepatnya pada tahun 979 Masehi, namanya Kalifah AL-Mui'z Li Din Allah (nama tersebut mempunyai arti pengelola/ pembela agama Allah, dalam hal ini Islam) bertemu dengan Pastor bernama Abraham bi Zara,.......
Khalifa tersebut langsung bertanya kepada Pastor tersebut katanya : “bukankah dalam Alkitab tertulis jika iman mu sebesar biji sesawai dapat memindahkan gunung ?”,langsung dijawab oleh Pastor Abraham bi Zara : “Ia ..."
dan Apakah Engkau percaya dengan Alkitab mu, dijawab Pastor: “Ia...”
dan Ia bertanya kepada Pastor lagi : “apakah engkau percaya bahwa dapat memindahkan gunung ?”
dan dijawab Pastor : “Ia..."
Khalifa langsung bukan meminta tetapi menyuruh Pastor ini untuk memindahkan gunung, dan Khalifa menunjuk gunung Mokattam disebelah Timur Kota Cairo untuk pindahkan gunung itu...ke sebelah barat...dan dijawab oleh Pastor bahwa “Kami tidak dapat berbuat apa-apa tanpa campur tangan dan pertolongan dari Tuhan...."
Kemudian Kalifa menjawab dengan ancaman bahwa : “baiklah saya memberikan kamu kesempatan 3 (tiga) hari saja untuk memindahkan gunung Mokattam ini jika tidak maka risikonya semua orang Kristen di Cairo akan dibunuh.
Anda bisa bayangkan sesuatu yang mustahil harus segera terjadi dan nyawa sebagai taruhannya.
Dengan segera Pastor mengumpulan seluruh jemaatnya untuk berpuasa 3 (tiga) hari 3 (tiga) malam bahkan termasuk ternak mereka juga harus berpuasa. Dan akhir dari hari yang ketiga tersebut, Malaikat Tuhan menampakan dirinya dan berkata kepada Pastor itu “Kamu jangan takut, gunung itu pasti akan pindah”, caranya Pastor harus mengundang Khalifa tersebut dan menemukan seseorang yang hanya mempunyai satu mata saja yang sedang membawa keranjang air dan dia orangnya sangat baik dan beriman.
Pertanyaannya, kenapa harus mencari dan mendapatkan orang buta yang ternyata memiliki namasant.Simon ?
Kisah sant.Simon ini dikenal berhati mulia, mengapa matanya cuma satu, ternyata sant.Simon menterjemahkan Alkitab secara harafiah : “kalau matamu merusak engkau maka harus dicungkil dari pada tubuh mu masuk neraka”. Menurutnya Ia melakukan dosa, yang mana Dia tukang Sol sepatu dengan tidak sengaja tunduk melihat aurat wanita, akhirnya sant.Simon mencungkil satu matanya.
Disamping kerja tukang sol sepatu, dia juga membawa keranjang air, bekerja membantu orang miskin, orang lemah untuk distribusi air sungai nil. Karena ia berhati mulia maka ia dipilihTuhan untuk mendampingi Pastor Abraham bin Zara untuk saksi mujizat terbesar ini.
Selanjutnya hari keempat setelah berpuasa, Abraham bin Zara beserta sant.Simon membawa Khalifa didaerah pegunungan tersebut, tiba pegunungan tersebut mereka berdoa selama 3 jam dan meneriakan ‘Kyrie Eleison’ ‘Kyrie Eleison’ dalam bahasa Yunani yang berarti ‘Lord, have mercy’ atau ‘Tuhan, kasihanilah kami’ sebanyak 400 kali dan mujizat terjadi, pegunungan sebelah Timur itu terangkat dan matahari berada ditengah dasar berpijak, kemudian mereka berdoa terus dan pegunungan timur Mochatam berpindah kesebelah barat dengan jarak 3 kilo meter dari Kota Cairo, dan selanjutnya si Kalifa Almu’iz berkata “stop-stop” aku telah melihat bagaimana tangan Tuhan Allah mu yang punya kuasa bekerja....."
Setelah Kalifa ini melihat mujizat Tuhan maka Ia merasa bahwa pekerjaannya yang Ia geluti selama ini tidak ada artinya dihadapan Tuhan, akhirnya Ia menyerahkan dirinya untuk mengikuti Tuhan, kemudian hari berikutnya dia dibabtis menjadi orang kristen dan namanya berubah menjadi Stefanus. Untuk menghindari protes orang lain maka Stefanus pindah ke padang gurun.
Cerita ini telah tercatat dalam sejarah bangsa Mesir dan bahkan menceritakan mengapa sampai Kalifa pindah ke padang gurun dan sampai mati melayani Tuhan.
SEJARAH GEREJA SANT. SIMON
Orang – orang Kristen yang bekerja sebagai pengumpul sampah, dikumpulkan Presiden Mesir Gamal Abdul Naser sejak tahun 1961 di tempat Gua Batu ini. Mereka ternyata hanya orang Kristen KTP hanya dari namanya saja orang Kristen, mereka tidak tau apapaun tentang Alkitab dan Tuhan Yesus, dan seseorang pengumpul sampah ini datang dari suatu tempat untuk mengumpul sampah, nama tempatnya disebut Sugra....orang Sugraitu bertemu seorang Kristen, dan orang ini bertanya kepada pengumpul sampah ini katanya : apakah engkau kristen, dijawab: ya... apakah engkau berpuasa dan mengikuti ibadah gereja, dan dijawab: oh..tidak, saya tidak melakukan hal itu.
Karena penasaran maka orang Sugra ini datang ketempat pegunungan ini mencoba mengajarkan kekristenan dan hal baik tentang ajaran-ajaran Tuhan Yesus, namun mereka tidak berubah dan akhirnya orang Sugra tersebut merasakan bahwa percuma mengajarkan kepada mereka dan dia memutuskan untuk tidak datang lagi ketempat ini, namun Tuhan megetuk hatinya agar jangan berhenti mengajar di tempat ini, kata Tuhan kamu harus menyelesaikan pekerjaanmu sampai selesai dan akhirnya ia menjadi pendeta ditempat ini namanya adalah pendeta Simon Abraham.
Pada saat membangun gua ini terjadi mujizat : ada satu orang anak tergilas truk proyek ini dan sudah pasti risikonya proyek ini akan ditutup karena dapat membahayakan keselamatan pekerja dan anak-anak sekitarnya, namun pendeta tsb berdoa bersama jemaat dengan sunggguh sungguh selama 7 hari dan akhirmya kepala anak tersebut tersambung kembali dan sampai sekarang anak itu masih hidup.
Jadi tenyata mujizat itu terus ada dan banyak mujizat disini terjadi, yang lumpuh bisa berjalan, yang buta bisa melihat sehingga disatu kamar sebelah kiri pintu masuk terlihat banyak kursi roda yang disimpan disana sebagai bukti mujizat telah terjadi, kira-kira sudah 200 kali mujizat terjadi...
Ada mujizat lain disini yakni pada langit-langit gua gereja Sant. Simon tanpa dipahat secara alami mereka menemukan relif lukisan Bunda Maria sedang menggendung Putra Allah Yesus Kristus.
Jadi ternyata kita datang kesini bukan kebetulan tetapi semua rencana Tuhan untuk menyaksikan mujizat terbesar yang terjadi di gereja terbesar di negara Mesir.
Sampai hari ini, apabila anda berkunjung Ke Cairo Mesir, anda dapat menemukan saksi bisu dari kejadian ini di Gereja Sampah. Disebut orang gereja sampah, karena gereja ini terdapat di dekat tempat pembuangan sampah.
Pada tahun 1980 para orang Cairo Mesir mulai memotong batu untuk melebarkan tempat Gereja, kira-kira sebanyak 1,5 ton batu dipotong sehingga menjadi gua lorong yang besar, setelah 13 hari bekerja mereka mulai mengadakan kebaktian di tempat ini. Tempat ini ternyata merupakan Gereja terbesar di Mesir dengan kapastitas 15.000 sampai dengan 17.000 orang.
Artikel ini boleh dipakai, namun sertakan alamat situsnya. Hargailah karya tulis orang lain